Pentingnya pelestarian Rumah Daswati menjadi perhatian bukan hanya dari kalangan pemerintah dan ahli cagar budaya, tetapi juga dari mahasiswa. Mereka menyadari bahwa bangunan bersejarah ini memiliki arti signifikan dalam identitas dan sejarah Lampung.
Bangunan ini bukan sekadar konstruksi fisik; Rumah Daswati mewakili sejarah dan budaya yang harus dijaga. Mahasiswa dari berbagai jurusan mulai tergerak untuk melakukan aksi nyata dalam melestarikannya. Apakah kita bersedia menjadi pelestara budaya atau hanya sekedar penonton?
Kepedulian Mahasiswa terhadap Cagar Budaya
Anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Lampung, Hariz Fadhila Rais, menekankan pentingnya partisipasi mahasiswa dalam menjaga cagar budaya. Dia menjelaskan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian situs bersejarah seperti Rumah Daswati.
“Sebagai mahasiswa, ini bentuk kepedulian terhadap cagar budaya di Lampung,” ujarnya dengan tegas. Masyarakat harus menyadari bahwa pelestarian adalah tanggung jawab bersama. Dalam hal ini, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk belajar, tetapi juga untuk berkontribusi pada upaya pelestarian budaya.
Pentingnya Meneruskan Sejarah ke Generasi Selanjutnya
Rumah Daswati memiliki nilai sejarah yang tak ternilai. Bangunan ini tidak hanya merupakan tempat tinggal, tetapi juga simbol lahirnya Provinsi Lampung. Ini menjadikannya layak mendapatkan perhatian dan perlindungan dari seluruh elemen masyarakat.
Mahasiswa melihat Rumah Daswati sebagai lokasi yang bisa dijadikan pusat edukasi dan wisata budaya. “Rumah Daswati ini dapat menjadi tempat pembelajaran, edukasi, wisata, bahkan ikon di Lampung. Kami berharap Rumah Daswati ini dapat terus terjaga dan lestari,” tambah Hariz.
Pentingnya sinergi antara mahasiswa, akademisi, dan pemerintah juga tak bisa diabaikan. Ketika semua pihak bersatu, Rumah Daswati bisa berkembang sebagai destinasi sejarah yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga menjadi wahana pendidikan bagi masyarakat. Hariz mengharapkan bahwa momentum ini akan memicu gerakan besar pelestarian warisan budaya di Lampung.
Keberadaan mahasiswa dalam kegiatan ini tidak hanya sekadar aksi fisik, tetapi juga membawa harapan bahwa jejak sejarah yang hampir terlupakan ini bisa dipertahankan. Melalui partisipasi aktif, mahasiswa berkontribusi untuk memastikan bahwa rumah bersejarah ini tetap dikenang dan dihargai oleh generasi mendatang.
Dengan turut serta dalam upaya pelestarian, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang secara aktif mendukung pengakuan dan perlindungan terhadap warisan budaya. “Kami ingin Rumah Daswati ini tidak menjadi sekadar bangunan tua tapi juga ruang edukasi dan wisata yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” ujar Hariz menutup pemikirannya.
Ini adalah saat yang penting bagi generasi muda untuk bersatu dan menjaga warisan budaya. Dengan harapan dan kerja keras, masa depan pelestarian Rumah Daswati bisa menjadi kenyataan, meninggalkan jejak bagi mereka yang akan datang. Mari kita bersama-sama menjaga sejarah dan identitas budaya kita untuk masa depan yang lebih baik.