Budi Sutomo telah mencapai tonggak penting dalam pendidikan tinggi di Indonesia dengan meraih gelar doktor dalam Ilmu Lingkungan. Kegiatan Ujian Terbuka Promosi Doktor yang dilakukannya di Aula Pascasarjana menunjukkan dedikasi untuk menyelesaikan penelitian yang berfokus pada ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah. Gelar ini bukan hanya sebuah prestasi pribadi, tetapi juga menjadi harapan bagi perubahan signifikan di masyarakat, khususnya dalam konteks lingkungan hidup.
Dalam presentasinya, Budi menjelaskan bahwa pengelolaan sampah yang berkelanjutan adalah tantangan besar yang dihadapi oleh banyak daerah. Apakah masyarakat sudah siap untuk beralih menuju pola pengelolaan yang lebih ramah lingkungan? Pertanyaan ini menjadi inti dari penelitiannya, di mana ia ingin mengeksplorasi potensi pemanfaatan sampah sebagai sumber daya yang berharga daripada sekadar limbah.
Strategi Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan
Studi yang dilakukan di sembilan desa Kecamatan Rawa Pitu menunjukkan potensi keuntungan yang menggiurkan dari pengelolaan sampah, yang dapat mencapai Rp174 juta per tahun. Saat ini, metode yang umum dilakukan adalah pembakaran dan pembuangan ke badan air yang sangat merugikan lingkungan. Budi menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah, beralih dari pola ambil-pakai-buang ke pola gunakan-kembali-daur-ulang.
Data dan penelitian yang dihasilkan memberikan wawasan penting tentang perlunya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Masih banyak tantangan di lapangan, termasuk keterbatasan fasilitas, kurangnya edukasi, dan dukungan kebijakan yang lemah. Ini menandakan bahwa diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat sendiri. Tanpa dukungan yang memadai, upaya untuk meningkatkan kesadaran akan sulit terwujud.
Implementasi Ekonomi Sirkular untuk Masyarakat
Budi juga menekankan bahwa model pengelolaan sampah yang ia tawarkan tidak hanya mengedepankan aspek lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi perekonomian lokal. Dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle (3R), sampah dapat diolah menjadi sumber penghidupan baru. Ini sangat penting untuk membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan ketahanan ekonomi di desa-desa.
Relevansi penelitian ini juga dapat dilihat dari keterkaitannya dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan menerapkan ekonomi sirkular, masyarakat tidak hanya dapat mencapai pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial. Rawa Pitu berpotensi menjadi contoh bagi daerah lain di seluruh Indonesia jika semua pihak mau bekerja sama dalam menjadikan lingkungan yang lebih baik.
Dalam penutup, upaya Budi Sutomo dalam meraih gelar doktor ini bukanlah sekadar pencapaian akademis. Ini adalah langkah konkret menuju perubahan sosial yang positif. Dengan penelitian ini, diharapkan akan muncul kesadaran kolektif dalam pengelolaan lingkungan dan menghadapi tantangan global, termasuk dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Perubahan kecil yang dimulai dari desa bisa memicu dampak yang lebih besar di tingkat nasional.