Universitas Indonesia Mandiri (UIM) baru saja mencetak prestasi gemilang dengan meraih dua hibah dalam program Mahasiswa Berdampak 2025, yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Inovasi. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata kontribusi signifikan UIM terhadap masyarakat, baik dalam aspek ekonomi maupun pelestarian budaya lokal.
Masyarakat sering kali mempertanyakan seberapa jauh pendidikan tinggi mampu berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat. Melalui langkah ini, UIM tidak hanya menjawab pertanyaan tersebut tetapi juga menunjukkan bahwa pendidikan berbasis pada tindakan nyata dapat membawa perubahan.
Dua Program Inovatif dari UIM
Komitmen UIM terlihat jelas dari dua program yang berhasil mendapatkan pendanaan. Program pertama, fokus pada pemberdayaan UMKM gula merah di Pulau Sebesi, dipimpin oleh Dr. Acum Wijaya dengan dukungan sejumlah dosen dan mahasiswa. Program ini bertujuan mengembangkan gula merah sebagai produk unggulan desa wisata melalui sistem bisnis yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat setempat.
Program kedua berfokus pada revitalisasi budaya lokal, khususnya kain tapis Lampung. Dipimpin oleh Deviana Sari, program ini bertujuan untuk menghidupkan kembali sanggar budaya dan mempromosikan kain tapis melalui pemanfaatan teknologi digital. Sinergi antara pendidikan dan budaya ini diharapkan dapat memperkuat identitas dan warisan lokal sambil meningkatkan daya tarik wisata.
Sinergi antara Pendidikan dan Masyarakat
Tentu saja, keberhasilan ini bukan hanya soal angka atau hibah semata. Ini adalah tentang penciptaan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar. Dalam wawancara, Dr. Heri Sugiyanto, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya terfokus pada teori, tetapi juga pada praktik di lapangan. Hal ini sejalan dengan tujuan UIM menjadi agen berubah yang membawa manfaat langsung.
Para dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam program ini merasakan antusiasme yang tinggi. Kerja keras dan dedikasi yang ditunjukkan menciptakan rasa bangga tersendiri. Kepala LPPM UIM, Dr. Sigit Apriyanto, menyampaikan keyakinannya bahwa program ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, sesuai dengan visi pembangunan daerah setempat.
Peran Strategis UIM dalam Pemberdayaan Ekonomi dan Budaya
Keberhasilan UIM dalam mendapatkan hibah ini menegaskan betapa pentingnya peran kampus dalam konteks yang lebih luas. Pemberdayaan UMKM dan pelestarian budaya merupakan aspek vital dalam pembangunan daerah. Melalui pendekatan yang inovatif, UIM menunjukkan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam memperkuat perekonomian lokal, serta menjaga dan melestarikan budaya yang ada.
Konsistensi UIM dalam melaksanakan program-program pemberdayaan ini menjadi bukti bahwa sinergi antara kampus dan masyarakat bukanlah sekadar wacana, tetapi sudah terwujud dalam bentuk nyata. Upaya ini membantu menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi, sekaligus memperkuat jati diri budaya lokal.
Penutup ini juga mengingatkan kita semua, baik di kalangan akademisi maupun masyarakat umum, bahwa pendidikan dapat menjadi motor penggerak perubahan jika dikelola dengan baik. Dengan keberanian untuk mengambil inisiatif, universitas dapat menjembatani gap antara teori dan praktik, serta menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi lebih banyak institusi pendidikan untuk terlibat aktif dalam pengabdian masyarakat.