Tren beralihnya generasi muda terhadap ponsel jadul semakin mencuri perhatian. Banyak anak muda yang merasa jenuh dengan kehidupan digital yang terus-menerus terhubung melalui smartphone. Mereka mencari cara untuk melepaskan diri dari hiruk-pikuk dunia maya dan menemukan ketenangan dalam penggunaan perangkat yang lebih sederhana.
Ternyata, banyak di antara mereka yang kini lebih memilih menggunakan ponsel jadul, yang dikenal sebagai feature phone. Fenomena ini tidak hanya terjadi di satu lokasi, tetapi juga menjadi trend global yang menarik untuk dicermati.
Fenomena Kembalinya Ponsel Classic
Peralihan generasi Z ke ponsel jadul menunjukkan adanya ketidakpuasan yang mendalam terhadap smartphone. Survey menunjukkan bahwa pengguna merasa tertekan dengan banyaknya notifikasi dan tuntutan untuk selalu terhubung. Feature phone, dengan fungsinya yang lebih sederhana, menawarkan ketenangan tanpa gangguan tersebut.
Tak hanya itu, penjualan ponsel jadul mulai meningkat di berbagai negara. Di Amerika Serikat, misalnya, penjualan feature phone mencapai puluhan ribu unit setiap bulan sejak tahun 2022. Hal ini menunjukkan adanya permintaan yang cukup tinggi terhadap ponsel non-smartphone, yang dianggap sebagai pilihan alternatif yang lebih tenang.
Pertumbuhan Pasar Smartphone di Indonesia
Sementara tren naiknya HP jadul mengemuka, pasar smartphone di Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Dalam laporan terbaru, pengiriman smartphone mencatat kenaikan 15,5% pada tahun 2024, mencapai hampir 40 juta unit. Pertumbuhan ini didorong oleh banyaknya model ponsel di kelas harga rendah hingga menengah.
Berdasarkan data dari IDC Mobile Phone Tracker, segmen yang tumbuh paling cepat adalah kelas ultra low-end (di bawah Rp1,6 juta) dan mid-range (Rp3,2 juta–Rp9,8 juta). Merek-merek lokal dan internasional bersaing ketat untuk mendapatkan pangsa pasar di kategori ini, terutama dengan menawarkan fitur yang menarik dan harga yang bersaing.
Segmen Pasar yang Dinamis
- Ultra low-end: Dikuasai oleh merek-merek yang dikenal dengan harga terjangkau dan fitur yang sesuai dengan kebutuhan anak muda.
- Mid-range: Kenaikan signifikan, dengan berbagai merek menyediakan ponsel yang mampu menyaingi fitur kelas atas namun dengan harga yang lebih ramah di kantong.
- Premium: Meskipun mengalami penurunan, segmen ini tetap memiliki pelanggan setia yang menginginkan kualitas lebih tinggi, meskipun terkendala oleh regulasi tertentu.
Kesempatan untuk Ponsel 5G yang Terjangkau
Di saat yang sama, ponsel 5G semakin mudah diakses oleh masyarakat. Pangsa pasar ponsel 5G di Indonesia melonjak dari 17,1% menjadi 25,8% di tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh banyaknya merek yang meluncurkan model 5G dengan harga yang lebih terjangkau, menjadikan teknologi ini lebih inklusif.
Keterkaitan antara tren ponsel jadul dan peningkatan ponsel 5G mencerminkan paradoks menarik dalam perilaku konsumen. Di satu sisi, generasi muda mencari ketenangan dengan menggunakan ponsel yang lebih sederhana. Di sisi lain, mereka tetap tertarik dengan teknologi terbaru yang menawarkan kecepatan dan aksesibilitas lebih baik.
Dalam survei, banyak pengguna yang berpendapat bahwa idealnya, mereka ingin memiliki dua jenis ponsel: satu untuk kerja dan satu lagi untuk relaksasi. Ini menunjukkan bahwa generasi muda berusaha menemukan keseimbangan antara kebutuhan digital mereka dan keinginan untuk mengurangi kecemasan yang muncul dari konektivitas tanpa henti.