Masalah pengelolaan sampah telah menjadi isu yang semakin mendesak di berbagai daerah, terutama di perkotaan. Banyak masyarakat yang mengkhawatirkan tumpukan sampah yang terus meningkat, yang tidak hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga memicu berbagai masalah kesehatan dan lingkungan.
Di kawasan tertentu, tumpukan sampah semakin mengganggu dan menyebabkan bau tak sedap. Bahkan, ini berpotensi menyebabkan banjir saat hujan tiba. Menurut data, jumlah sampah di beberapa provinsi, termasuk Lampung, mencapai 720 ribu ton per tahun. Sedangkan, Kota Bandar Lampung sendiri menghasilkan sekitar 800 ton sampah per hari. Kondisi ini tentu memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah
Musyawarah antara masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk menangani isu pengelolaan sampah. Anggota Komisi II DPRD setempat menyatakan bahwa masalah ini seharusnya menjadi perhatian utama. Rancangan anggaran untuk pengelolaan sampah dan sinergi antara pemerintah daerah dan pusat sangat diperlukan agar program pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik. Ini menjadi peluang untuk menciptakan sistem pengelolaan yang lebih berkelanjutan.
Lebih lanjut, jika pengelolaan sampah dilakukan dengan baik, maka sampah yang ada dapat dimanfaatkan dengan cara yang lebih produktif. Misalnya, program bank sampah yang diperkenalkan di sekolah-sekolah bisa menjadi solusi. Bank sampah ini tidak hanya mengurus masalah pembuangan, tetapi juga menjadi bagian dari pendidikan karakter siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Inisiatif Bank Sampah Sekolah dan Manfaatnya
Pemerintah Provinsi telah meluncurkan program inovatif yaitu Bank Sampah Sekolah untuk SMA dan SMK di Bandar Lampung. Wakil Gubernur setempat mengingatkan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama yang harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan program ini, diharapkan siswa dapat belajar menyelesaikan masalah sampah di lingkungan mereka sendiri.
Setiap sekolah diharapkan mampu mengelola sampah yang dihasilkan sendiri, sehingga dapat mengurangi beban pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Angka 31 ton sampah per hari dari sekolah-sekolah di Bandar Lampung menunjukkan potensi besar jika dikelola dengan baik. Program ini sekaligus mengingatkan kita tentang dampak serius dari sampah plastik, yang dapat mencemari lingkungan laut dan berdampak pada kesehatan manusia.
Kepala OJK setempat menyoroti tiga manfaat utama dari program bank sampah: aspek ekonomi, pembentukan karakter, dan peningkatan kesadaran tentang lingkungan. Dalam pengelolaan ini, siswa tidak hanya dilatih untuk menyimpan dan mengelola sampah, tetapi juga belajar tentang tanggung jawab sosial dan kedisiplinan. Proses ini membantu menanamkan budaya 3R — reduce, reuse, dan recycle — kepada generasi muda, yang merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Program ini memungkinkan siswa untuk menabung sampah anorganik yang sudah terpilah dan menghargai kontribusi mereka terhadap lingkungan. Penyerahan sampah akan ditimbang, dan nilainya dapat dikonversi menjadi saldo tabungan, baik dalam bentuk tunai maupun digital. Ini menjadi cara yang menarik bagi siswa untuk berkontribusi pada pelestarian lingkungan sekaligus mendapatkan manfaat materi melalui hasil kerja keras mereka.
Inisiatif Bank Sampah Sekolah ini juga diharapkan dapat membangun kesadaran peduli lingkungan dalam dunia pendidikan, memberikan nilai tambah ekonomi bagi siswa sekaligus mengajak mereka untuk mengubah kebiasaan dalam pengelolaan sampah. Keberhasilan program ini sangat tergantung pada dukungan semua pihak untuk menjalankannya secara efektif dan berkelanjutan.