Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menggarisbawahi pentingnya kerja sama antar daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kerjasama dengan Jawa Timur dianggap sangat strategis, terutama dalam pengembangan sektor pertanian dan industri berbasis komoditas lokal.
Dalam konteks ini, Mirza menyatakan, “Lampung memiliki potensi besar dari hasil pertanian, namun selama ini masih dominan mengekspor bahan mentah. Kami melihat Jawa Timur sebagai mitra kunci dalam membangun industri pengolahan di Lampung.” Posisi geografis Lampung, sebagai pintu gerbang Sumatera, memberikan peluang besar untuk memperkuat rantai pasok nasional, terutama menuju kawasan timur Indonesia. Ia menyatakan kesiapan daerahnya untuk mendukung investasi dari sektor hilir.
Potensi Agribisnis Lampung dalam Kerja Sama Ekonomi
Investasi di sektor agribisnis menjadi fokus utama dikarenakan potensi besar yang dimiliki oleh Lampung. Gubernur Mirza berkomitmen untuk memfasilitasi pelaku usaha dari Jawa Timur yang tertarik membangun pabrik atau fasilitas pengolahan. Ia mendorong Kamar Dagang dan Industri (KADIN) serta investor lainnya untuk menjelajahi peluang yang ada di sektor agribisnis Lampung. “Kolaborasi lintas wilayah ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi lokal tetapi juga mendukung ketahanan nasional,” tambahnya.
Data menunjukkan bahwa sektor pertanian di Lampung menyumbang lebih dari 30 persen terhadap perekonomian daerah sehingga mendorong pertumbuhan sektor ini menjadi krusial. Dengan memanfaatkan potensi ini, Lampung bisa mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan menggantinya dengan produk yang sudah diolah. Hal ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.
Misi Dagang dan Peluang Investasi di Sektor Pertanian
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, juga menegaskan bahwa misi dagang ini adalah langkah konkret untuk membangun ekosistem perdagangan yang saling menguntungkan. “Salah satu hasil dari misi ini adalah rencana pembukaan pabrik gula merah oleh pengusaha dari Jawa Timur di Lampung, yang ditargetkan mulai beroperasi penuh pada tahun 2026,” jelasnya. Ia juga mencatat bahwa Jawa Timur memiliki peran penting sebagai jalur logistik nasional, yang akan mempermudah distribusi komoditas dari berbagai daerah.
Kopi jenis green bean dari Lampung menjadi salah satu komoditas unggulan yang dijajaki oleh pelaku usaha dari Jawa Timur. Namun, untuk kopi robusta, Lampung justru menjadi pasar utama bagi petani dari Jawa Timur. Artinya, masing-masing daerah memiliki kekuatan dan keunggulan tersendiri yang bisa saling melengkapi, menciptakan sinergi yang kuat dalam dunia usaha.
Satu hal menarik adalah teknologi pengolahan arang kelapa cair dari Lampung, yang berhasil menarik perhatian investor asing, termasuk dari Hongkong. “Saya telah merekomendasikan kepada pelaku usaha luar negeri untuk mengakses produk ini dari Lampung karena kualitasnya yang sudah sangat baik,” tutup Khofifah. Ia menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi digital lintas provinsi sebagai bentuk adaptasi ekonomi masa kini. Pertemuan tatap muka, seperti misi dagang, meskipun koneksi bisa dibangun secara daring, tetap dianggap penting untuk membangun kepercayaan dan kesinambungan bisnis.
“Yang terpenting bukan hanya jual beli sesaat, tetapi kesinambungan dan peningkatan nilai tambah dari kerja sama ekonomi antarwilayah ini,” ucap Khofifah. Melalui inisiatif ini, diharapkan dapat tercipta kesepakatan saling menguntungkan yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi lokal namun juga menguatkan ketahanan ekonomi nasional.