Fakultas Kehutanan Universitas Lampung melakukan upaya signifikan dalam meningkatkan kesehatan hutan rakyat dengan mendampingi Kelompok Tani Hutan (KTH) Maju Jaya di Desa Kubu Batu. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pengelolaan lingkungan serta memastikan keberlanjutan ekosistem hutan di wilayah tersebut.
Data terbaru menunjukkan penurunan signifikan pada nilai kesehatan hutan rakyat di Desa Kubu Batu, dari 7,35 persen pada tahun 2020 menjadi 4,68 persen pada tahun 2024. Angka ini mencerminkan kondisi kritis yang memerlukan intervensi cepat dan berkelanjutan agar hutan tetap produktif dan ekosistem terjaga.
Program Pengabdian Masyarakat (PKM) dalam Konservasi
Program ini merupakan bagian dari upaya pengabdian kepada masyarakat yang dirancang untuk memperkenalkan metode digital dalam menilai kesehatan hutan. Tim yang dipimpin oleh seorang profesor dengan latar belakang di bidang kehutanan ini berkolaborasi dengan mahasiswa untuk memberikan pelatihan yang relevan bagi anggota KTH. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis tetapi juga memperkuat hubungan sosial di antara anggota kelompok tani.
Dalam pelaksanaannya, PKM dilakukan di sekretariat KTH Maju Jaya dan dihadiri oleh lebih dari 30 anggota. Pembukaan acara oleh pemimpin tim menekankan pentingnya data digital dalam menjaga hutan rakyat. Dengan menggunakan teknologi, petani dapat memantau keadaan hutan mereka secara aktif dan berpartisipasi dalam konservasi lingkungan.
Inovasi dalam Penilaian Kesehatan Hutan Rakyat
Selama kegiatan, peserta diberikan pelatihan untuk menggunakan aplikasi yang dirancang khusus dalam pemantauan kesehatan hutan rakyat. Di antara alat yang diperkenalkan adalah Sistem Informasi Penilaian Kesehatan Hutan (SIPUT) yang memungkinkan pencatatan data digital secara sistematis. Selain itu, pemantauan dilakukan dengan menggunakan aplikasi Diagnosis yang membantu dalam mengidentifikasi masalah yang mempengaruhi kesehatan pohon.
Keberadaan aplikasi ini menjadi langkah maju dalam sistem pemantauan kesehatan hutan yang lebih efisien, mengingat petani kini memiliki akses ke teknologi yang dapat mendukung mereka dalam pengambilan keputusan berbasis data.
Pendampingan ini diharapkan dapat mencapai sejumlah hasil positif, seperti peningkatan keterampilan anggota KTH dalam menilai kesehatan hutan, pencatatan data yang lebih akurat, serta penerapan teknologi mobile untuk pemantauan yang berkelanjutan. Dengan demikian, anggota KTH tidak hanya menjadi pihak yang bergantung pada dukungan eksternal, tetapi juga mandiri dalam pengelolaan hutan rakyat mereka sendiri.
Target dan Harapan untuk Masa Depan
Dengan capaian-capaian yang diharapkan dari kegiatan ini, Universitas Lampung berharap KTH Maju Jaya akan menjadi model bagi kelompok tani lainnya. Program ini bertujuan untuk membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan hutan dan mendorong komunitas untuk lebih berperan dalam upaya konservasi lingkungan.
Secara keseluruhan, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada hasil jangka pendek, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan perubahan yang berdampak dalam jangka panjang. Diharapkan dengan bimbingan dan penerapan teknologi, masyarakat di Desa Kubu Batu dapat berkontribusi secara aktif dalam menjaga dan melestarikan sumber daya alam mereka.
Fakultas Kehutanan Universitas Lampung melakukan upaya signifikan dalam meningkatkan kesehatan hutan rakyat dengan mendampingi Kelompok Tani Hutan (KTH) Maju Jaya di Desa Kubu Batu. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pengelolaan lingkungan serta memastikan keberlanjutan ekosistem hutan di wilayah tersebut.
Data terbaru menunjukkan penurunan signifikan pada nilai kesehatan hutan rakyat di Desa Kubu Batu, dari 7,35 persen pada tahun 2020 menjadi 4,68 persen pada tahun 2024. Angka ini mencerminkan kondisi kritis yang memerlukan intervensi cepat dan berkelanjutan agar hutan tetap produktif dan ekosistem terjaga.
Program Pengabdian Masyarakat (PKM) dalam Konservasi
Program ini merupakan bagian dari upaya pengabdian kepada masyarakat yang dirancang untuk memperkenalkan metode digital dalam menilai kesehatan hutan. Tim yang dipimpin oleh seorang profesor dengan latar belakang di bidang kehutanan ini berkolaborasi dengan mahasiswa untuk memberikan pelatihan yang relevan bagi anggota KTH. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis tetapi juga memperkuat hubungan sosial di antara anggota kelompok tani.
Dalam pelaksanaannya, PKM dilakukan di sekretariat KTH Maju Jaya dan dihadiri oleh lebih dari 30 anggota. Pembukaan acara oleh pemimpin tim menekankan pentingnya data digital dalam menjaga hutan rakyat. Dengan menggunakan teknologi, petani dapat memantau keadaan hutan mereka secara aktif dan berpartisipasi dalam konservasi lingkungan.
Inovasi dalam Penilaian Kesehatan Hutan Rakyat
Selama kegiatan, peserta diberikan pelatihan untuk menggunakan aplikasi yang dirancang khusus dalam pemantauan kesehatan hutan rakyat. Di antara alat yang diperkenalkan adalah Sistem Informasi Penilaian Kesehatan Hutan (SIPUT) yang memungkinkan pencatatan data digital secara sistematis. Selain itu, pemantauan dilakukan dengan menggunakan aplikasi Diagnosis yang membantu dalam mengidentifikasi masalah yang mempengaruhi kesehatan pohon.
Keberadaan aplikasi ini menjadi langkah maju dalam sistem pemantauan kesehatan hutan yang lebih efisien, mengingat petani kini memiliki akses ke teknologi yang dapat mendukung mereka dalam pengambilan keputusan berbasis data.
Pendampingan ini diharapkan dapat mencapai sejumlah hasil positif, seperti peningkatan keterampilan anggota KTH dalam menilai kesehatan hutan, pencatatan data yang lebih akurat, serta penerapan teknologi mobile untuk pemantauan yang berkelanjutan. Dengan demikian, anggota KTH tidak hanya menjadi pihak yang bergantung pada dukungan eksternal, tetapi juga mandiri dalam pengelolaan hutan rakyat mereka sendiri.
Target dan Harapan untuk Masa Depan
Dengan capaian-capaian yang diharapkan dari kegiatan ini, Universitas Lampung berharap KTH Maju Jaya akan menjadi model bagi kelompok tani lainnya. Program ini bertujuan untuk membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan hutan dan mendorong komunitas untuk lebih berperan dalam upaya konservasi lingkungan.
Secara keseluruhan, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada hasil jangka pendek, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan perubahan yang berdampak dalam jangka panjang. Diharapkan dengan bimbingan dan penerapan teknologi, masyarakat di Desa Kubu Batu dapat berkontribusi secara aktif dalam menjaga dan melestarikan sumber daya alam mereka.