Polda Lampung sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan penganiayaan yang terjadi dalam kegiatan Diksar di Universitas Lampung. Penyelidikan ini mencuat setelah seorang mahasiswa berinisial P mengeluhkan sakit dan luka memar setelah mengikuti acara tersebut.
Dari keterangan yang diperoleh, P mengikuti kegiatan Diksar Mahepel pada bulan November 2024 dan mengalami kondisi kesehatan yang menurun setelah kembali. Kekhawatiran muncul ketika ia mengaku mengalami kekerasan dari seniornya serta mendapatkan ancaman jika membuka mulut terkait penyiksaan yang dialaminya.
Dugaan Penganiayaan dalam Diksar Mahasiswa
Kegiatan Diksar biasanya diadakan untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan, namun dalam kasus ini, kegiatan seharusnya berfokus pada pembelajaran malah disorot karena isu kekerasan. Pihak Polda berencana memeriksa saksi-saksi terkait untuk mendapatkan kronologi yang jelas mengenai siapa yang bertanggung jawab dalam penganiayaan tersebut.
Dari riwayat yang didapat, P mengalami cedera yang signifikan, termasuk kejang otot dan kerusakan saraf, yang mengarah pada kematian setelah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Keluarga P sangat berharap agar kasus ini diselidiki secara mendalam dan para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
Reaksi Pihak Diksar dan Upaya Penyelidikan
Pihak Diksar, melalui kuasa hukum mereka, membantah segala tuduhan penganiayaan. Diceritakan bahwa setiap kegiatan mereka telah sesuai dengan prosedur operasional standar dan diizinkan oleh pihak kampus. Mereka juga menjelaskan bahwa luka-luka yang dialami peserta bukan akibat dari tindakan kekerasan, melainkan karena aktivitas alamiah selama kegiatan.
Meskipun demikian, pihak Diksar mengakui adanya kelalaian dalam penyelenggaraan acara, seperti tidak adanya tim medis yang diharuskan dalam SOP mereka. Kejadian ini memicu perdebatan tentang pentingnya keamanan dalam kegiatan mahasiswa, serta perlunya aturan ketat untuk mencegah kekerasan.
Polisi juga mengimbau semua pihak untuk bersikap kooperatif dalam penyelidikan dan meminta publik untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa penyelidikan berjalan dengan berfokus pada fakta dan bukti yang ada di lapangan.
Keinginan keluarga P agar kasus ini diusut tuntas mencerminkan harapan banyak orang akan keadilan. Terus berkembangnya kasus-kasus kekerasan di lingkungan kampus menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa dan orang tua. Upaya dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas insiden ini menjadi langkah penting dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan.