Pembangunan energi baru dan terbarukan menjadi salah satu fokus penting bagi pemerintah, terutama terkait pemanfaatan potensi energi yang ada di daerah-daerah strategis. Salah satu proyek yang mendapatkan perhatian besar adalah eksplorasi potensi energi di Gunung Tiga, yang diperkirakan mampu menyuplai listrik hingga 55 MW. Proyek ini bukan hanya akan menambah kapasitas energi, tetapi juga diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar.
Data menunjukkan bahwa nilai investasi awal untuk proyek ini mencapai 36,6 juta USD, dialokasikan untuk tahap eksplorasi dan pembangunan infrastruktur dasar seperti akses jalan sepanjang 7 KM. Proyek ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, kurang lebih 250 orang pada tahap eksplorasi, dan 600 hingga 800 orang saat pembangunan mulai berjalan. Ini menunjukkan betapa pentingnya proyek ini bagi penciptaan lapangan kerja di wilayah tersebut.
Pemanfaatan Sumber Energi di Gunung Tiga
Eksplorasi di Gunung Tiga dilakukan di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Way Panas. Lokasi ini sejatinya berdekatan dengan proyek Ulubelu yang sudah beroperasi dengan kapasitas 220 MW. Menurut data yang diperoleh, potensi cadangan energi yang terkandung dalam Gunung Tiga sangat menggembirakan, dengan estimasi mencapai 55 MW. Hal ini memberikan harapan bagi pengembangan energi terbarukan di kawasan tersebut.
Proses pengembangan proyek ini telah berjalan sejak tahun 2021, dimulai dengan studi geosains yang komprehensif. Setelah evaluasi yang dilakukan, proyek ini berhasil masuk ke tahap persiapan infrastruktur, di mana pengeboran eksplorasi direncanakan mencapai kedalaman 2.500 meter dengan menggunakan teknologi pengeboran berarah. Keberhasilan teknologi ini sangat penting untuk menjamin efisiensi dan keberlangsungan proyek dalam jangka panjang.
Manfaat Ekonomi yang Dihasilkan oleh Proyek Energi
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Sekretaris Provinsi Lampung, proyek ini diharapkan akan memberikan dampak sosial dan ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar. Selain menciptakan lapangan pekerjaan, proyek ini juga berkontribusi pada kemandirian energi di daerah. Kemandirian energi merupakan salah satu aspek yang sangat penting, terutama untuk mendukung perkembangan kawasan yang selama ini bergantung pada sumber energi fosil.
Melalui pendekatan yang bertanggung jawab terhadap eksplorasi energi, diharapkan ketersediaan sumber daya energi yang dapat diandalkan di masa depan dapat terjamin. Dapat dilihat bahwa proyek ini bukan hanya menjanjikan dari segi potensi energi, tetapi juga dari segi dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas bagi kehidupan masyarakat. Dengan adanya langkah-langkah ini, pemerintah buktikan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan yang berbasis lingkungan.
Pada akhirnya, diharapkan proyek ini bisa dioperasikan secara komersial pada tahun 2029. Jika berhasil, ini tidak hanya akan menjadi pencapaian bagi Lampung, tetapi juga untuk Indonesia dalam usahanya menuju kemandirian energi dan penggunaan energi hijau yang lebih luas. Proyek ini memegang peranan penting dalam mewujudkan visi tersebut dan menjadikan Lampung sebagai salah satu pusat energi terbarukan di Indonesia.