BANDAR LAMPUNG – Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) UIN Raden Intan Lampung (RIL) baru-baru ini menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Museum Negeri Provinsi Lampung. Kegiatan ini berlangsung pada hari Selasa, 26 Agustus 2025, dalam rangkaian seminar akademik dengan tema kajian kain sebagi yang menjadi fokus utama.
Penandatanganan PKS ini dilakukan oleh Dr. Abd Rahman Hamid, Ketua Prodi SPI UIN RIL untuk periode 2025–2026, dan Satria Utami Dewi, Kepala UPTD Museum Negeri Lampung. Acara ini melibatkan pegawai museum serta peserta seminar dari berbagai perguruan tinggi, termasuk Universitas Lampung, Universitas Muhammadiyah Metro, STKIP Bandarlampung, dan UIN RIL sendiri.
Bentuk Kerjasama Strategis
Kolaborasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penelitian dan pengabdian masyarakat hingga penulisan artikel ilmiah dan publikasi. Pihak Museum Negeri Lampung juga mendukung peningkatan kompetensi lapangan mahasiswa serta menyediakan program praktisi mengajar. Kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara akademisi dengan dunia museum, menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Dalam sambutannya, Satria Utami Dewi menekankan betapa pentingnya program ini untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dia menjelaskan pentingnya penelitian bersama dan praktik lapangan bagi mahasiswa, yang makin memperkaya pengalaman belajar mereka.
Implementasi dan Realisasi Kerjasama
Sebagai langkah awal, Prodi SPI UIN RIL menghadirkan Dr. Abd Rahman Hamid sebagai narasumber dalam seminar bertajuk “Peran Jalur Perdagangan terhadap Perkembangan Kain Sebagi di Nusantara.” Diskusi ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman tentang kain sebagi dalam konteks tradisi masyarakat Lampung serta jejaknya dalam sejarah perdagangan di Nusantara.
Selain seminar, aksi nyata lainnya adalah penyerahan koleksi bersejarah dari KH Ahmad Hanafiah, seorang ulama dan pejuang kemerdekaan dari Sukadana, Lampung Timur. Penyerahan barang peninggalan yang dilakukan oleh ahli warisnya ini merupakan simbol penghormatan terhadap jasa-jasa beliau dalam sejarah perjuangan Indonesia.
“Dengan penyerahan barang bersejarah ini, diharapkan generasi muda dapat lebih mengenal perjuangan tokoh Lampung dan menghargai sejarah bangsa,” kata I Made Giri Gunadi, Pamong Budaya Ahli Madya Museum Negeri Lampung.
Penyerahan koleksi ini tidak hanya menambah khazanah Museum Negeri Lampung, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas tentang sejarah perjuangan daerah. Pihak museum berharap bahwa koleksi ini bisa memperkaya wawasan dan pemahaman masyarakat mengenai konteks sejarah dan kebudayaan di Lampung.
Kerjasama ini merupakan contoh ideal tentang bagaimana lembaga pendidikan dan institusi budaya dapat berkolaborasi untuk tujuan bersama. Diharapkan dengan adanya kolaborasi ini, manfaatnya bisa dirasakan tidak hanya oleh mahasiswa, tetapi juga oleh masyarakat luas yang memiliki kepentingan terhadap sejarah dan budaya daerah.
Dengan berbagai inisiatif yang telah direncanakan, harapan akan terciptanya sinergi yang lebih baik di antara dunia akademis dan museum bisa terwujud. Ini merupakan langkah awal yang penting untuk menciptakan ruang belajar yang lebih luas dan integratif bagi generasi mendatang.
Secara keseluruhan, penandatanganan PKS ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak untuk terus berkolaborasi tidak hanya dalam bidang penelitian, tetapi juga dalam penyebaran pengetahuan kepada masyarakat. Semua pihak yang terlibat optimis bahwa kerja sama ini akan membawa dampak positif yang berkelanjutan dalam dunia pendidikan serta pelestarian sejarah budaya di Lampung.